Sains
dan Teknologi di Indonesia
Seperti banyak negara berkembang
lainnya, Indonesia belum dianggap sebagai negara yang terkemuka di
dunia dalam perkembangan sains dan teknologi. Namun, sepanjang sejarahnya, ada
prestasi penting dan kontribusi yang dibuat oleh Indonesia untuk sains dan
teknologi. Saat ini, Kementerian Penelitian dan Teknologi adalah
badan resmi yang bertanggung jawab atas sains dan pengembangan teknologi di
negara ini. Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia telah
mengalokasikan dana Rp. 1,9 triliun (sekitar $205 juta) atau kurang dari 1
persen dari total anggaran belanja negara untuk penelitian dan pengembangan
Sejarah
Hidup dalam budaya agraris dan maritim, orang-orang di
kepulauan Indonesia telah terkenal di beberapa teknologi tradisional, khususnya
di bidang pertanian dan kelautan. Di bidang pertanian, misalnya,
orang-orang di Indonesia, dan juga di banyak negara Asia Tenggara lainnya,
terkenal dalam teknik budidaya padi yaituterasering. Suku
Bugis dan Suku Makassar adalah
orang Pribumi-Nusantara di Indonesia yang juga dikenal dengan
teknologi mereka dalam membuat kapal layar kayu yang
disebut Pinisi.Candi Borobudur dan candi lainnya juga
mencatat penguasaan orang Indonesia dalam teknologi arsitektur dan teknologi
konstruksi.
Teknologi Konstruksi
Ada beberapa perkembangan teknologi penting yang dibuat oleh
Indonesia di era Indonesia modern (pasca kemerdekaan). Pada tahun 80-an seorang
insinyur Indonesia asal Bali, Tjokorda Raka Sukawati menemukan
teknik konstruksi jalan yang dinamai Teknik Sosrobahu, yang menjadi
terkenal setelah itu dan banyak digunakan oleh banyak negara. Teknologi ini
telah diekspor
ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura dan
pada tahun 1995, hak paten diberikan kepada Indonesia
Teknologi
Kedirgantaraan
Dalam
teknologi kedirgantaraan, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam
mengembangkan pesawat komuter militer dan kecil; sebagai satu-satunya negara
di Asia Tenggara untuk memproduksi dan mengembangkan pesawat sendiri,
juga memproduksi komponen pesawat untuk Boeing dan Airbus,
dengan perusahaan pesawat milik negara bernama Industri Pesawat Terbang
Nurtanio atau IPTN (didirikan pada 1976) yang sekarang bernama PT. Dirgantara
Indonesia, yang, dengan perusahaan EADS
CASA dari Spanyol mengembangkan pesawat CN-235, yang telah
diekspor ke berbagai negara. Bacharuddin Jusuf Habibie yang
juga mantan presiden Indonesia, memainkan peran penting dalam pencapaian ini.
Saat aktif sebagai profesor di Jerman, Habibie melakukan banyak tugas
penelitian, menghasilkan teori tentang termodinamika, konstruksi,
dan aerodinamika, yang masing-masing dikenal sebagai Faktor
Habibie, Teorema Habibie, dan Metode Habibie.Indonesia juga berharap
untuk memproduksi pesawat tempur Korea Selatan KAI KF-X.
Wiweko
Soepono, mantan direktur Garuda Indonesia, juga dikenal sebagai penemu
desain kokpit modern dua-manusia ("Forward Facing Crew Cockpit"
atau "FFCC") untuk pesawat Airbus A300 Garuda Indonesia.
Sumber : Klik Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar